Inflasi:
Inflasi
adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang
berlangsung secara terus menerus. Jika inflasi meningkat, maka harga barang dan
jasa di dalam negeri mengalami kenaikan. Naiknya harga barang dan jasa
tersebut menyebabkan turunnya nilai mata uang. Dengan
demikian, inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai
mata uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.
Secara
umum, inflasi merugikan bagi sebagian besar masyarakat. Untuk mengatasi
kerugian ini, maka setiap masyarakat dan semua pelaku ekonomi lainnya harus
mampu membaca gejala dan trend inflasi yang sudah pernah terjadi sebelumnya,
sebagai salah satu cara mengantisipasi supaya tidak terjadi kerugian yang
membengkak akibat terjadinya inflasi. Sebagai contoh, apabila reta-rata inflasi
yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya adalah 10% per tahun, maka setiap
pengusaha dapat memasukkan perubahan harga itu dalam struktur harga
barang yang dihasilkannya. Begitu pula dengan kelompok masyarakat yang
berpendapatan tetap dapat menuntut kenaikan gaji atau upah sebesar rata-rata
inflasi yang terjadi sehingga pendapatannya secara riil tidak mengalami
penurunan.
Ciri
Ciri Negara Yang Mengalami Inflasi :
1. Harga-harga barang pada umumnya dalam keadaan naik terus-menerus.
2. Jalan uang yang beredar melebihi kebutuhan.
3. Jalan barang relatif sedikit.
4. Nilai uang (daya beli uang) turun pencegahan inflasi telah lama menjadi
salah satu tujuan utama dari kebijaksanaan ekonomi makro pemerintahan dan bank
sentral di negara mana pun.
Macam-Macam
Inflasi
Inflasi yang terjadi di suatu negara
tentu jenisnya berbeda-beda. Hal ini tergantung dari penyebabnya. Adapun
pembagian inflasi adalah sebagai berikut:
1.
Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahan
- Inflasi
ringan, yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10% per tahun.
- Inflasi
sedang, yaitu inflasi yang besarnya antara 10% – 30% per tahun.
- Inflasi
berat, yaitu inflasi yang besarnya antara 30% – 100% per tahun.
- Inflasi
sangat berat atau hiperinflasi, yaitu inflasi yang besarnya di atas 100%
per tahun.
Inflasi Berdasarkan Penyebab
- Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull
Inflation),
Yaitu inflasi
yang terjadi karena kelebihan permintaan atas barang dan jasa. Kelebihan
permintaan yang tidak dapat dipenuhi produsen tersebut tentu akan mendorong
kenaikan harga-harga, karena permintaan lebih besar daripada penawaran.
- Inflasi Dorongan Biaya Produksi (Cost Push
Inflation),
Yaitu inflasi
yang terjadi karena kenaikan biaya produksi. Biaya produksi yang naik akan
mendorong naiknya harga-harga barang dan jasa. Selain itu, kenaikan biaya
produksi akan mengakibatkan turunnya jumlah produksi sehingga penawaran menjadi
berkurang, jika penawaran berkurang sedangkan permintaan diasumsikan tetap,
maka akibatnya harga-harga akan naik.
Yaitu inflasi
yang terjadi karena berbagai penyebab selain yang sudah disebutkan di atas.
Seperti, Inflasi yang disebabkan karena pencetakan uang baru dan inflasi karena
lambatnya produksi barang tertentu.
Inflasi Berdasarkan Asal Terjadinya
- Inflasi dari Dalam Negeri (Domestic Inflation)
Yaitu inflasi
yang hanya disebabkan oleh faktor-faktor penyebab dari dalam negeri.
Faktor-faktor penyebab tersebut antara lain, adanya pencetakan uang baru untuk
menutup anggaran negara yang defisit karena naiknya permintaan masyarakat dan
karena kenaikan biaya produksi di dalam negeri (seperti naiknya upah buruh).
- Inflasi dari Luar Negeri (Imported Inflation)
Yaitu inflasi
yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab dari luar negeri. Inflasi ini
timbul karena adanya perdagangan antarnegara. Jika suatu negara mengalami
inflasi maka inflasi tersebut dapat menular ke negara-negara lain yang memiliki
hubungan dagang dengannya.
Indeks Inflasi Indonesia
Bulan
|
2012
|
2013
|
2014
|
2015
|
2016
|
inflasi
|
Januari
|
0.76
|
1.03
|
1.07
|
- 0.24
|
0.51
|
Februari
|
0.05
|
0.75
|
0.26
|
- 0.36
|
- 0.09
|
Maret
|
0.07
|
0.63
|
0.08
|
0.17
|
0.19
|
April
|
0.21
|
- 0.1
|
- 0.02
|
0.36
|
- 0.45
|
Mei
|
0.07
|
- 0.03
|
0.16
|
0.50
|
0.24
|
Juni
|
0.62
|
1.03
|
0.43
|
0.54
|
0.66
|
Juli
|
0.7
|
3.29
|
0.93
|
0.93
|
0.69
|
Agustus
|
0.95
|
1.12
|
0.47
|
0.39
|
- 0.02
|
September
|
0.01
|
- 0.35
|
0.27
|
- 0.05
|
0.22
|
Oktober
|
0.16
|
0.09
|
0.47
|
- 0.08
|
0.14
|
November
|
0.07
|
0.12
|
1.5
|
0.21
|
0.47
|
Desember
|
0.54
|
0.55
|
2.46
|
0.96
|
0.42
|
Tingkat Inflasi
|
4.3
|
8.38
|
8.36
|
3.35
|
3.61
|
Tabel di atas
menunjukkan bahwa terjadi inflasi yang tidak stabil.
Karakteristik tingkat inflasi yang tidak stabil di Indonesia menyebabkan
deviasi yang lebih besar dibandingkan biasanya dari proyeksi inflasi tahunan
oleh Bank Indonesia. Akibat dari ketidakjelasan inflasi semacam ini adalah
terciptanya biaya-biaya ekonomi, seperti biaya peminjaman yang lebih tinggi di
negara ini (domestik dan internasional) dibandingkan dengan negara-negara
berkembang lainnya.
Saat rekam jejak yang baik mengenai mencapai target inflasi tahunan
terbentuk, kredibilitas kebijakan moneter yang lebih besar akan mengikutinya.
Namun, karena inflasi yang tidak stabil terutama disebabkan karena penyesuaian
harga bahan bakar bersubsidi, kami memprediksi akan terjadi lebih sedikit
deviasi antara target awal dan realisasi inflasi ke depan.
Kurangnya kuantitas dan kualitas infrastruktur di Indonesia juga
mengakibatkan biaya-biaya ekonomi yang tinggi. Hal ini menghambat konektivitas
di negara kepulauan ini dan karenanya meningkatkan biaya transportasi untuk
jasa dan produk (sehingga membuat biaya logistik tinggi dan membuat iklim
investasi negara ini menjadi kurang menarik). Gangguan distribusi karena
isu-isu yang berkaitan dengan infrastruktur sering dilaporkan dan membuat Pemerintah
menyadari pentingnya berinvestasi untuk infrastruktur negara ini.
Harga-harga bahan pangan sangat tidak stabil di Indonesia (rentan terhadap
kondisi cuaca) dan kemudian meletakkan beban yang besar kepada rumah
tangga-rumah tangga yang berada di bawah atau sedikit di atas garis kemiskinan. Rumah
tangga-rumah tangga ini menghabiskan lebih dari setengah dari pendapatan yang
bisa dibelanjakan mereka untuk makanan, terutama beras. Oleh karena itu, harga-harga makanan
yang lebih tinggi menyebabkan inflasi keranjang kemiskinan yang serius yang
mungkin meningkatkan persentase penduduk miskin. Panen-panen yang gagal
dikombinasikan dengan reaksi lambat dari Pemerintah untuk menggantikan
produk-priduk makanan lokal dengan impor adalah penyebab tekanan inflasi
Pengaruh Inflasi
1. Pengaruh
Terhadap Perekonomian
- Inflasi Menggalakkan Penanaman
Modal Spekulatif
Pada masa
inflasi terdapat kecenderungan diantara pemilik modal untuk menggunakan uangnya
dalam investasi yang bersifat spekulatif. Membeli rumah dan tanah dan menyimpan
barang yang berharga akan lebih menguntungkan daripada melakukan investasi yang
produktif
- Tingkat
Bunga Meningkat dan Akan Mengurangi Investasi.
Untuk
menghindari kemlorosotan nilai modal yang mereka pinjamkan, institusi keuangan
akan menaikkan tingkat bunga keatas pinjaman-pinjaman mereka. Makin tinggi
tingkat inflasi, makin tinggi pula tingkat bunga yang akan meraka tentukan.
Tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi kegairahan penanam modal untuk
mengembangkan sektor-sektor produktif.
- Inflasi
Menimbulkan Ketidakpastian Keadaan Ekonomi dan Masa Depan.
Inflasi akan
bertambah cepat jalannya apabila tidak dikendalikan. Pada akhirnya inflasi akan
menimbulkan ketidakpastian dan arah perkembangan ekonomi tidak lagi dapat
diramalkan dengan baik. Keadaan ini akan mengurangi kegairahan pengusaha
untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.
- Menimbulkan
Masalah Neraca Pembayaran.
Inflasi
menyebabkan harga barang impor lebih murah dari pada barang yang dihasilkan di
dalam negeri. Maka pada umumnya inflasi akan menyebabkan impor berkembang lebih
cepat, tetapi sebaliknya perkembangan ekspor akan bartambah lambat. Hal ini
seterusnya akan menimbulkan kemerosotan nilai mata uang. Dan kecenderungan ini
akan memperburuk keadaan neraca pembayaran.
2.
Pengaruh Terhadap Individu dan Masyarakat
- Memperburuk
Distribusi Pendapatan
Dalam masalah
inflasi nilai harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan pabrik dan pertokoan
akan mengalami kenaikan harga yang ada kalanya lebih cepat dari kenaikan
inflasi itu sendiri. Keadaan tersebut lebih menguntungkan masyarakat yang
berpendapatan tinggi karena bisa menginvestasikan uangnya untuk harta tetap
tersebut. Sebaliknya, masyarakat yang berpendapatan rendah pendapatan riilnya
akan merosot sebagai akibat inflasi. Dengan demikian inflasi melebarkan
ketidaksamaan distribusi pendapatan.
Sebagian
tenaga kerja disetiap Negara terdiri dari pekerja-pekerja bergaji tetap dalam
masa inflasi biasanya kenaikan harga-harga selalu mendahului kenaikan
pendapatan. Dengan demikian inflasi cenderung menimbulkan kemerosotan
pendapatan riil sebagian besar tenaga kerja. Ini berarti kemakmuran masyarakat
merosot
- Nilai
riil tabungan merosot.
Dalam
perekonomian biasanya masyarakat menyimpan sebagian kekayaannya dalam bentuk
deposit dan tabungan di institusi keuangan. Nilai riil tabungan tersebut akan
merosot sebagai akibat inflasi. Juga pemegang uang tunai akan dirugikan
karena kemerosotan nilai riilnya.
Kebijakan
Untuk Mengatasi Inflasi
1. Kebijakan
Moneter
Kebijakan ini
adalah kebijakan yang berasal dari bank sentral dalam mengatur jumlah uang yang
beredar melalui instrument-instrumen moneter yang dimiliki oleh bank sentral.
Melalui instrument ini diharapkan peredaran uang dapat diatur dan inflasi dapat
di kendalikan sesuai dengan yang telah ditargetkan sebelumnya.
2. Kebijakan
Fiskal
Kebijakan
Fiskal adalah kebijakan yang berhubungan dengan financial pemerintah. Kebijakan
fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut ini:
1.
Pengaturan Pengeluaran Pemerintah (APBN), sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan.
Pemerintah tidak akan menambah pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.
2.
Menaikkan Pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya
karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak, dan juga akan mengakibatkan
penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli
masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang
bersifat konsumtif tentunya berkurang.
Lalu apa dampak
terjadinya inflasi?
Inflasi tidak selalu berdampak buruk bagi
perekonomian. Inflasi yang terkendali justru dapat meningkatkan kegiatan
perekonomian. Berikut ini adalah akibat-akibat yang ditimbulkan inflasi
terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.
- Dampak Inflasi terhadap Pendapatan
Inflasi dapat mengubah pendapatan masyarakat.
Perubahan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Pada beberapa kondisi,
inflasi dapat mendorong perkembangan ekonomi apabila ditangani dengan kebijakan
yang tepat. Inflasi dapat mendorong para pengusaha memperluas produksinya.
Sehingga, akan tumbuh kesempatan kerja baru sekaligus bertambahnya pendapatan
seseorang.
- Dampak Inflasi Terhadap Ekspor
Pada keadaan inflasi, daya saing untuk barang ekspor
berkurang. Berkurangnya daya saing terjadi karena harga barang ekspor semakin
mahal. Inflasi dapat menyulitkan para eksportir dan negara. Sehingga negara
mengalami kerugian karena daya saing barang ekspor mengalami penurunan, yang
mengakibatkan jumlah penjualan dan devisa yang diperoleh mengalami penurunan.
- Dampak Inflasi Terhadap Minat Orang untuk
Menabung
Pada masa inflasi, pendapatan rill para penabung
berkurang karena jumlah bunga yang diterima pada kenyataannya berkurang karena
laju inflasi. Misalnya, bulan Januari tahun 2006 seseorang menyetor uangnya ke
bank dalam bentuk deposito satu tahun. Deposito tersebut menghasilkan bunga
sebesar, misalnya, 15% per tahun. Apabila tingkat inflasi sepanjang Januari
2006-Januari 2007 cukup tinggi, katakanlah 11%, maka pendapatan dari uang yang
didepositokan tinggal 4%. Hal ini akan menyebabkan minat orang untuk menabung
akan berkurang.
- Dampak Inflasi terhadap Kalkulasi Harga Pokok
Keadaan inflasi menyebabkan perhitungan untuk
menetapkan harga pokok dapat terlalu kecil atau bahkan terlalu besar. Mengapa
demikian? hal ini dikarenakan persentase dari inflasi tidak teratur, kita tidak
dapat memastikan berapa persen inflasi untuk masa tertentu. Dampaknya adalah penetapan
harga pokok dan harga jual sering tidak tepat. Inilah sisi negatif dari
terjadinya inflasi yang dapat mengacaukan perekonomian, terutama untuk
produsen.
Bagaimana
Solusinya?
Tingkat inflasi yang terlalu tinggi dapat membahayakan
perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, inflasi harus segera diatasi dengan
tindakan yang tepat. Tindakan seperti apa yang tepat? Yaitu tindakan yang
berupa kebijakan moneter, kebijakan fiskal, atau kebijakan lainnya.
1.
Kebijakan penetapan persediaan kas
2.
Kebijakan Diskonto
3.
Kebijakan Operasi Pasar Terbuka
Kebijakan fiskal adalah langkah untuk memengaruhi
penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan itu dapat memengaruhi tingkat
inflasi. Kebijakan itu antara lain sebagai berikut.
1.
Menghemat pengeluaran pemerintah
2.
Menaikkan tarif pajak
- Kebijakan Lain di Luar Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
Berikut ini adalah cara lain dalam mengendalikan
inflasi adalah sebagai berikut.
1.
Meningkatkan produksi dan menambah jumlah barang di
pasar
2.
Menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis barang
DAFTAR PUSTAKA :
http://www.artikelmanfaat.com/2017/02/penyebab-dampak-dan-solusi-terjadinya.html
https://www.google.com/search?q=inflasi&client=firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjunryju6LaAhWHM48KHYAKAlYQ_AUICigB#imgrc=dMTz2MqRPb1xMM:
.