Wednesday, April 4, 2018

INFLASI DAN DAMPAK UNTUK PEREKONOMIAN INDONESIA




Inflasi:

      Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Jika inflasi meningkat, maka harga barang dan jasa di dalam negeri mengalami kenaikan. Naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai mata uang. Dengan demikian, inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai mata uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.  

     

     Secara umum, inflasi merugikan bagi sebagian besar masyarakat.  Untuk mengatasi kerugian ini, maka setiap masyarakat dan semua pelaku ekonomi lainnya harus mampu membaca gejala dan trend inflasi yang sudah pernah terjadi sebelumnya, sebagai salah satu cara mengantisipasi supaya tidak terjadi kerugian yang membengkak akibat terjadinya inflasi. Sebagai contoh, apabila reta-rata inflasi yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya adalah 10% per tahun, maka setiap pengusaha  dapat memasukkan perubahan harga itu dalam struktur harga barang yang dihasilkannya. Begitu pula  dengan kelompok masyarakat yang berpendapatan tetap dapat menuntut kenaikan gaji atau upah sebesar rata-rata inflasi yang terjadi sehingga pendapatannya secara riil tidak mengalami penurunan.


Ciri Ciri Negara Yang Mengalami Inflasi :
1.   Harga-harga barang pada umumnya dalam keadaan naik terus-menerus.
2.   Jalan uang yang beredar melebihi kebutuhan.
3.   Jalan barang relatif sedikit.
4.   Nilai uang (daya beli uang) turun pencegahan inflasi telah lama menjadi salah satu tujuan utama dari kebijaksanaan ekonomi makro pemerintahan dan bank sentral di negara mana pun.



Macam-Macam Inflasi
Inflasi yang terjadi di suatu negara tentu jenisnya berbeda-beda. Hal ini tergantung dari penyebabnya. Adapun pembagian inflasi adalah sebagai berikut:
1.   Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahan
  • Inflasi ringan, yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10% per tahun.
  • Inflasi sedang, yaitu inflasi yang besarnya antara 10% – 30% per tahun.
  • Inflasi berat, yaitu inflasi yang besarnya antara 30% – 100% per tahun.
  • Inflasi sangat berat atau hiperinflasi, yaitu inflasi yang besarnya di atas 100% per tahun.

Inflasi Berdasarkan Penyebab
  • Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation),
Yaitu inflasi yang terjadi karena kelebihan permintaan atas barang dan jasa. Kelebihan permintaan yang tidak dapat dipenuhi produsen tersebut tentu akan mendorong kenaikan harga-harga, karena permintaan lebih besar daripada penawaran.


  • Inflasi Dorongan Biaya Produksi (Cost Push Inflation),
Yaitu inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi. Biaya produksi yang naik akan mendorong naiknya harga-harga barang dan jasa. Selain itu, kenaikan biaya produksi akan mengakibatkan turunnya jumlah produksi sehingga penawaran menjadi berkurang, jika penawaran berkurang sedangkan permintaan diasumsikan tetap, maka akibatnya harga-harga akan naik.
  • Inflasi lain-lain
Yaitu inflasi yang terjadi karena berbagai penyebab selain yang sudah disebutkan di atas. Seperti, Inflasi yang disebabkan karena pencetakan uang baru dan inflasi karena lambatnya produksi barang tertentu.
Inflasi Berdasarkan Asal Terjadinya
      • Inflasi dari Dalam Negeri (Domestic Inflation)


Yaitu inflasi yang hanya disebabkan oleh faktor-faktor penyebab dari dalam negeri. Faktor-faktor penyebab tersebut antara lain, adanya pencetakan uang baru untuk menutup anggaran negara yang defisit karena naiknya permintaan masyarakat dan karena kenaikan biaya produksi di dalam negeri (seperti naiknya upah buruh).
  • Inflasi dari Luar Negeri (Imported Inflation)
Yaitu inflasi yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab dari luar negeri. Inflasi ini timbul karena adanya perdagangan antarnegara. Jika suatu negara mengalami inflasi maka inflasi tersebut dapat menular ke negara-negara lain yang memiliki hubungan dagang dengannya. 




Indeks Inflasi Indonesia
Bulan
2012
2013
2014
2015
2016
inflasi
Januari
0.76
1.03
1.07
- 0.24
0.51
Februari
0.05
0.75
0.26
- 0.36
- 0.09
Maret
0.07
0.63
0.08
0.17
0.19
April
0.21
- 0.1
- 0.02
0.36
- 0.45
Mei
0.07
- 0.03
0.16
0.50
0.24
Juni
0.62
1.03
0.43
0.54
0.66
Juli
0.7
3.29
0.93
0.93
0.69
Agustus
0.95
1.12
0.47
0.39
- 0.02
September
0.01
- 0.35
0.27
- 0.05
0.22
Oktober
0.16
0.09
0.47
- 0.08
0.14
November
0.07
0.12
1.5
0.21
0.47
Desember
0.54
0.55
2.46
0.96
0.42
Tingkat Inflasi
4.3
8.38
8.36
3.35
3.61

Tabel di atas menunjukkan bahwa terjadi inflasi yang tidak stabil.
Karakteristik tingkat inflasi yang tidak stabil di Indonesia menyebabkan deviasi yang lebih besar dibandingkan biasanya dari proyeksi inflasi tahunan oleh Bank Indonesia. Akibat dari ketidakjelasan inflasi semacam ini adalah terciptanya biaya-biaya ekonomi, seperti biaya peminjaman yang lebih tinggi di negara ini (domestik dan internasional) dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya.
Saat rekam jejak yang baik mengenai mencapai target inflasi tahunan terbentuk, kredibilitas kebijakan moneter yang lebih besar akan mengikutinya. Namun, karena inflasi yang tidak stabil terutama disebabkan karena penyesuaian harga bahan bakar bersubsidi, kami memprediksi akan terjadi lebih sedikit deviasi antara target awal dan realisasi inflasi ke depan.
Kurangnya kuantitas dan kualitas infrastruktur di Indonesia juga mengakibatkan biaya-biaya ekonomi yang tinggi. Hal ini menghambat konektivitas di negara kepulauan ini dan karenanya meningkatkan biaya transportasi untuk jasa dan produk (sehingga membuat biaya logistik tinggi dan membuat iklim investasi negara ini menjadi kurang menarik). Gangguan distribusi karena isu-isu yang berkaitan dengan infrastruktur sering dilaporkan dan membuat Pemerintah menyadari pentingnya berinvestasi untuk infrastruktur negara ini.
Harga-harga bahan pangan sangat tidak stabil di Indonesia (rentan terhadap kondisi cuaca) dan kemudian meletakkan beban yang besar kepada rumah tangga-rumah tangga yang berada di bawah atau sedikit di atas garis kemiskinan. Rumah tangga-rumah tangga ini menghabiskan lebih dari setengah dari pendapatan yang bisa dibelanjakan mereka untuk makanan, terutama beras. Oleh karena itu, harga-harga makanan yang lebih tinggi menyebabkan inflasi keranjang kemiskinan yang serius yang mungkin meningkatkan persentase penduduk miskin. Panen-panen yang gagal dikombinasikan dengan reaksi lambat dari Pemerintah untuk menggantikan produk-priduk makanan lokal dengan impor adalah penyebab tekanan inflasi

Pengaruh Inflasi

1.   Pengaruh Terhadap Perekonomian
  • Inflasi Menggalakkan Penanaman Modal Spekulatif
Pada masa inflasi terdapat kecenderungan diantara pemilik modal untuk menggunakan uangnya dalam investasi yang bersifat spekulatif. Membeli rumah dan tanah dan menyimpan barang yang berharga akan lebih menguntungkan daripada melakukan investasi yang produktif
  • Tingkat Bunga Meningkat dan Akan Mengurangi Investasi.
Untuk menghindari kemlorosotan nilai modal yang mereka pinjamkan, institusi keuangan akan menaikkan tingkat bunga keatas pinjaman-pinjaman mereka. Makin tinggi tingkat inflasi, makin tinggi pula tingkat bunga yang akan meraka tentukan. Tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi kegairahan penanam modal untuk mengembangkan sektor-sektor produktif.
  • Inflasi Menimbulkan Ketidakpastian Keadaan Ekonomi dan Masa Depan.
Inflasi akan bertambah cepat jalannya apabila tidak dikendalikan. Pada akhirnya inflasi akan menimbulkan ketidakpastian dan arah perkembangan ekonomi tidak lagi dapat diramalkan  dengan baik. Keadaan ini akan mengurangi kegairahan pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.
  • Menimbulkan Masalah Neraca Pembayaran.
Inflasi menyebabkan harga barang impor lebih murah dari pada barang yang dihasilkan di dalam negeri. Maka pada umumnya inflasi akan menyebabkan impor berkembang lebih cepat, tetapi sebaliknya perkembangan ekspor akan bartambah lambat. Hal ini seterusnya akan menimbulkan kemerosotan nilai mata uang. Dan kecenderungan ini akan memperburuk keadaan neraca pembayaran.
2.   Pengaruh Terhadap Individu dan Masyarakat
  • Memperburuk Distribusi Pendapatan
Dalam masalah inflasi nilai harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan pabrik dan pertokoan akan mengalami kenaikan harga yang ada kalanya lebih cepat dari kenaikan inflasi itu sendiri. Keadaan tersebut lebih menguntungkan masyarakat yang berpendapatan tinggi karena bisa menginvestasikan uangnya untuk harta tetap tersebut. Sebaliknya, masyarakat yang berpendapatan rendah pendapatan riilnya akan merosot sebagai akibat inflasi. Dengan demikian inflasi melebarkan ketidaksamaan distribusi pendapatan.
  • Pendapatan Riil Merosot.
Sebagian tenaga kerja disetiap Negara terdiri dari pekerja-pekerja bergaji tetap dalam masa inflasi biasanya kenaikan harga-harga selalu mendahului kenaikan pendapatan. Dengan demikian inflasi  cenderung menimbulkan kemerosotan pendapatan riil sebagian besar tenaga kerja. Ini berarti kemakmuran masyarakat merosot
  • Nilai riil tabungan merosot.
Dalam perekonomian biasanya masyarakat menyimpan sebagian kekayaannya dalam bentuk deposit dan tabungan di institusi keuangan. Nilai riil tabungan tersebut akan merosot sebagai akibat inflasi. Juga pemegang uang tunai akan dirugikan karena  kemerosotan nilai riilnya.






Kebijakan Untuk Mengatasi Inflasi
1.   Kebijakan Moneter
Kebijakan ini adalah kebijakan yang berasal dari bank sentral dalam mengatur jumlah uang yang beredar melalui instrument-instrumen moneter yang dimiliki oleh bank sentral. Melalui instrument ini diharapkan peredaran uang dapat diatur dan inflasi dapat di kendalikan sesuai dengan yang telah ditargetkan sebelumnya.
2.   Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubungan dengan financial pemerintah. Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut ini:
1.   Pengaturan Pengeluaran Pemerintah (APBN), sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan. Pemerintah tidak akan menambah pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.
2.   Menaikkan Pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak, dan juga akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang.

Lalu apa dampak terjadinya inflasi?
Inflasi tidak selalu berdampak buruk bagi perekonomian. Inflasi yang terkendali justru dapat meningkatkan kegiatan perekonomian. Berikut ini adalah akibat-akibat yang ditimbulkan inflasi terhadap kegiatan ekonomi masyarakat. 
  • Dampak Inflasi terhadap Pendapatan
Inflasi dapat mengubah pendapatan masyarakat. Perubahan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan. Pada beberapa kondisi, inflasi dapat mendorong perkembangan ekonomi apabila ditangani dengan kebijakan yang tepat. Inflasi dapat mendorong para pengusaha memperluas produksinya. Sehingga, akan tumbuh kesempatan kerja baru sekaligus bertambahnya pendapatan seseorang.
  • Dampak Inflasi Terhadap Ekspor
Pada keadaan inflasi, daya saing untuk barang ekspor berkurang. Berkurangnya daya saing terjadi karena harga barang ekspor semakin mahal. Inflasi dapat menyulitkan para eksportir dan negara. Sehingga negara mengalami kerugian karena daya saing barang ekspor mengalami penurunan, yang mengakibatkan jumlah penjualan dan devisa yang diperoleh mengalami penurunan.
  • Dampak Inflasi Terhadap Minat Orang untuk Menabung
Pada masa inflasi, pendapatan rill para penabung berkurang karena jumlah bunga yang diterima pada kenyataannya berkurang karena laju inflasi. Misalnya, bulan Januari tahun 2006 seseorang menyetor uangnya ke bank dalam bentuk deposito satu tahun. Deposito tersebut menghasilkan bunga sebesar, misalnya, 15% per tahun. Apabila tingkat inflasi sepanjang Januari 2006-Januari 2007 cukup tinggi, katakanlah 11%, maka pendapatan dari uang yang didepositokan tinggal 4%. Hal ini akan menyebabkan minat orang untuk menabung akan berkurang.
  • Dampak Inflasi terhadap Kalkulasi Harga Pokok
Keadaan inflasi menyebabkan perhitungan untuk menetapkan harga pokok dapat terlalu kecil atau bahkan terlalu besar. Mengapa demikian? hal ini dikarenakan persentase dari inflasi tidak teratur, kita tidak dapat memastikan berapa persen inflasi untuk masa tertentu. Dampaknya adalah penetapan harga pokok dan harga jual sering tidak tepat. Inilah sisi negatif dari terjadinya inflasi yang dapat mengacaukan perekonomian, terutama untuk produsen.

Bagaimana Solusinya?
Tingkat inflasi yang terlalu tinggi dapat membahayakan perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, inflasi harus segera diatasi dengan tindakan yang tepat. Tindakan seperti apa yang tepat? Yaitu tindakan yang berupa kebijakan moneter, kebijakan fiskal, atau kebijakan lainnya.

  • Kebijakan Moneter
1.   Kebijakan penetapan persediaan kas
2.   Kebijakan Diskonto
3.   Kebijakan Operasi Pasar Terbuka
  • Kebijakan Fiskal 
Kebijakan fiskal adalah langkah untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan itu dapat memengaruhi tingkat inflasi. Kebijakan itu antara lain sebagai berikut. 
1.   Menghemat pengeluaran pemerintah
2.   Menaikkan tarif pajak
  • Kebijakan Lain di Luar Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
Berikut ini adalah cara lain dalam mengendalikan inflasi adalah sebagai berikut.
1.   Meningkatkan produksi dan menambah jumlah barang di pasar
2.   Menetapkan harga maksimum untuk beberapa jenis barang


DAFTAR PUSTAKA :
http://www.artikelmanfaat.com/2017/02/penyebab-dampak-dan-solusi-terjadinya.html
https://www.google.com/search?q=inflasi&client=firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjunryju6LaAhWHM48KHYAKAlYQ_AUICigB#imgrc=dMTz2MqRPb1xMM:
 




.

 


No comments:

Post a Comment